Biografi Ibnu Masawayh (Pengembang Metode Diet)
Nama lengkapnya Abu Zakariyya Yuhanna Ibnu Masawaiyh, populer dengan julukan Ibnu Masawaiyh, namun orang Barat memanggilnya Mesue. Beliau adalah seorang dokter yang termasyhur pada abad kesembilan Masehi yang telah berperan besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan pada masanya dengan upaya penerjemahan karya-karya Yunani. Di kalangan bangsawan, sosok Ibnu Musawayh sangat dikagumi karena kemampuan intelektualnya di bidang ilmu pengetahuan kedokteran. Ia pernah bekerja sebagai dokter istana. Ia adalah pelopor dalam meletakkan dasar-dasar farmasi Islam dan berhasil membuat sejumlah simplisia aromatik.
Karirnya sebagai seorang dokter ternama dimulai sejak masa pemerintahan al-Rasyd hingga al-Mutawakkil. Selama bekerja di lingkungan istana, Ibnu Masawayh bersahabat dengan Ibrahim bin al-Mahdi. Keduanya memiliki kesamaan, yaitu mempunyai minat yang sangat besar terhadap sains Yunani, seperti halnya syair-syair Arab. Mereka berdua memelajari sejumlah terjemahan karya para ilmuwan Yunani secara rutin. Selain itu, Masawayh juga diperkenalkan dengan putra-putra ar-Rasyd, salah satunya adalah Abu al-Abbas Muhammad. Di kalangan istana, Ibnu Musawayh mendapat tempat yang terhormat
Kemasyuran Ibnu Musawayh yang melejit dengan cepat membuatnya dimusuhi sejumlah orang, apalagi posisinya sebagai dokter istana adalah impian setiap ahli. Saat itu, pesaing berat Ibnu Masawayh adalah keluarga dokter Bukhtyashu yang selama 4 generasi telah menjadi dokter keluarga khalifah. Keluarga Buhktyashu memiliki keyakinan yang berbeda. Mereka penganut kepercayaan Nestorian, yang berhubungan dengan ajaran Yunani & mempunyai naskah dari Galen. Mereka juga meyakini bahwa berbagai macam disiplin ilmu, seperti astrologi , kedokteran, & kimia, harus disatukan dalam satu kesatuan tunggal.
Ibnu Masawaiyh telah berhasil mengumpukan sekitar 30 simplisia, lengkap dengan metode pengamatan dan diagnosis fisik terhadap efek farmakologisnya. Ghaliyyah atau pencampuran aromatik juga telah dipraktekkan dalam terapi aromatik dan proses pembuatan parfum. Kamper yang dibawa oleh para pedagang India dari China dijadikan sebagai bahan baku obat. Berbagai rempah-rempah dijadikan bahan penelitian serta dikembangkan menjadi bahan parfum dan bahan dasar ramuan obat herbal.
Ibnu Masawayh tak berhenti dengan hanya mengadakan penelitian terhadap berbagai tanaman untuk dijadikan bahan obat.. Sebagai seorang fisikawan, ia sangat memahami sifat-sifat alamiah dari berbagai tanaman yang dapat digunakan untuk penyembuhan melalui metodologi empiris dan analogi. Penemuannya yang sangat terkenal adalah metode "diet" sebagai metode penyembuhan tanpa obat, sebagaimana termuat dalam bukunya yang berjudul Al-Mushajjar al-Kabir. Pengembangannya pada metode diet telah memberikan alternatif pengobatan dengan cara lain. Pasien-pasiennya sering menganggap dia sebagai dokter spesialis diet. Ia mempelajari secara serius berbagai makanan dan minuman yang dapat mendukung program diet.
Kontribusinya juga terbilang penting dalam bidang pengembangan farmasi dan farmakologi. Salah satu karya Ibnu Masawayh yang terkenal adalah kitab Al-Mushajjar Al-Kabir. Kitab ini merupakan semacam ensiklopedia yang berisi daftar penyakit berikut cara pengobatannya melalui obat-obatan serta diet. Ada dua buah karya penting Ibnu Masawayh berbahasa Arab yang terkenal yaitu an-Nawadir al-Thibbiyya (sebuah kumpulan catatan media), serta Kitab al-Azmina (sebuah deskripsi tentang berbagai ragam musim sepanjang tahun).
An- Nawadir al-Thibiyya adalah sebuah buku kumupulan teori & masalah kedokteran. Selain kedua karya di atas, Ibnu Masawayh juga pernah menghasilkan sebuah karya berbahasa Latin, yakni Mesue. Sebuah karya yang memperoleh penghargaan di Eropa.
Sampai pada abad kelima belas, seorang ahli kedokteran Barat bernama Petrus Gulosinus berpendapat bahwa kitab Mesue mengandung banyak butir-butir mutiara pengetahuan serta memberi kepuasan sebagai sebuah bahan pelajaran. Sebaliknya, terdapat pula beberapa sarjana seperti Lecrere, yang kadang meragukan Ibnu Masawayh dalam kitab Mesue-nya. Namun demikian, para pembacanya di Barat tetap tertarik pada Ibnu Masawayh sebagai seorang dokter praktik yang ulung.
Lebih jauh sebelumnya, ilmuwan Islam lainnya yaitu ar-Razi bahkan memuji jasa-jasa Ibnu Masawayh dalam karyanya Contines. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya rujukan yang dikutip dari bukunya, khususnya tentang praktik-praktik medis di samping dua buah kitab lain yang juga ia gunakan. Kedua kitab tersebut adalah Book of Fevers (Kitab tentang Demam) yang merupakan sebuah duplikat dari karya Hippocrates (Kitab al-Humayyat) dan Kitab al-Adwiya al-Munakkiya. Kedua buku tersebut adalah kitab-kitab karangan Ibnu Masawayh yang juga laris di Abad Pertengahan.
Sumber http://www.zulfanafdhilla.com/
Karirnya sebagai seorang dokter ternama dimulai sejak masa pemerintahan al-Rasyd hingga al-Mutawakkil. Selama bekerja di lingkungan istana, Ibnu Masawayh bersahabat dengan Ibrahim bin al-Mahdi. Keduanya memiliki kesamaan, yaitu mempunyai minat yang sangat besar terhadap sains Yunani, seperti halnya syair-syair Arab. Mereka berdua memelajari sejumlah terjemahan karya para ilmuwan Yunani secara rutin. Selain itu, Masawayh juga diperkenalkan dengan putra-putra ar-Rasyd, salah satunya adalah Abu al-Abbas Muhammad. Di kalangan istana, Ibnu Musawayh mendapat tempat yang terhormat
Kemasyuran Ibnu Musawayh yang melejit dengan cepat membuatnya dimusuhi sejumlah orang, apalagi posisinya sebagai dokter istana adalah impian setiap ahli. Saat itu, pesaing berat Ibnu Masawayh adalah keluarga dokter Bukhtyashu yang selama 4 generasi telah menjadi dokter keluarga khalifah. Keluarga Buhktyashu memiliki keyakinan yang berbeda. Mereka penganut kepercayaan Nestorian, yang berhubungan dengan ajaran Yunani & mempunyai naskah dari Galen. Mereka juga meyakini bahwa berbagai macam disiplin ilmu, seperti astrologi , kedokteran, & kimia, harus disatukan dalam satu kesatuan tunggal.
Kontribusinya juga terbilang penting dalam bidang pengembangan farmasi dan farmakologi. Salah satu karya Ibnu Masawayh yang terkenal adalah kitab Al-Mushajjar Al-Kabir. Kitab ini merupakan semacam ensiklopedia yang berisi daftar penyakit berikut cara pengobatannya melalui obat-obatan serta diet. Ada dua buah karya penting Ibnu Masawayh berbahasa Arab yang terkenal yaitu an-Nawadir al-Thibbiyya (sebuah kumpulan catatan media), serta Kitab al-Azmina (sebuah deskripsi tentang berbagai ragam musim sepanjang tahun).
An- Nawadir al-Thibiyya adalah sebuah buku kumupulan teori & masalah kedokteran. Selain kedua karya di atas, Ibnu Masawayh juga pernah menghasilkan sebuah karya berbahasa Latin, yakni Mesue. Sebuah karya yang memperoleh penghargaan di Eropa.
Sampai pada abad kelima belas, seorang ahli kedokteran Barat bernama Petrus Gulosinus berpendapat bahwa kitab Mesue mengandung banyak butir-butir mutiara pengetahuan serta memberi kepuasan sebagai sebuah bahan pelajaran. Sebaliknya, terdapat pula beberapa sarjana seperti Lecrere, yang kadang meragukan Ibnu Masawayh dalam kitab Mesue-nya. Namun demikian, para pembacanya di Barat tetap tertarik pada Ibnu Masawayh sebagai seorang dokter praktik yang ulung.
Lebih jauh sebelumnya, ilmuwan Islam lainnya yaitu ar-Razi bahkan memuji jasa-jasa Ibnu Masawayh dalam karyanya Contines. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya rujukan yang dikutip dari bukunya, khususnya tentang praktik-praktik medis di samping dua buah kitab lain yang juga ia gunakan. Kedua kitab tersebut adalah Book of Fevers (Kitab tentang Demam) yang merupakan sebuah duplikat dari karya Hippocrates (Kitab al-Humayyat) dan Kitab al-Adwiya al-Munakkiya. Kedua buku tersebut adalah kitab-kitab karangan Ibnu Masawayh yang juga laris di Abad Pertengahan.
Belum ada Komentar untuk "Biografi Ibnu Masawayh (Pengembang Metode Diet)"
Posting Komentar