Kenapa Wanita Memaafkan Pria yang Berselingkuh (Sedangkan Pria Tidak)
Sebuah laporan saat ini mengatakan, lebih dari 6 dari 10 wanita dengan senang hati akan memaafkan pasangan mereka yang berselingkuh hingga tiga kali. Tetapi, 9 dari 10 pria akan memutuskan pasangan mereka jika mereka berkhianat meski hanya sekali.
Jadi apa yang sebenarnya terjadi? Jajak pendapat cepat yang dilakukan di sekitar kantor mengungkapkan tiga kemungkinan:
Wanita lebih realistis
Ya, orang pasti berselingkuh. Namun, mungkin memang kita (wanita) yang tahu bahwa hal itu tidak selalu tentang masalah hitam dan putih dan mungkin kita bisa melupakannya dan ini bukan akhir dari segalanya.
Bahkan, ilmuwan sosial Catherine Hakim yang tampil di acara “Woman’ Hour” yang ditayangkan BBC beberapa pekan lalu, sama persis mengatakan hal ini. Hakim mengatakan bahwa sebagai masyarakat kita sebenarnya harus lebih menoleransi tentang perselingkuhan dan terkadang, itu bisa menjadi hal yang bagus.
Jika Anda melihat bahwa sebagian besar dari mereka mengungkapkan perselingkuhan mereka dan pernikahan mereka tetap baik-baik saja, kita harus sedikit lebih santai tentang perselingkuhan seperti orang Prancis, Italia, dan Spanyol,” katanya. Kontroversial? Tentu saja. Realistis? Mungkin.
Pria lebih dominan
Tentu saja, penjelasan lainnya mengatakan bahwa ego pria tidak bisa memaafkan pasangan mereka yang berselingkuh. Akibatnya, pria cenderung lebih mendominasi pasangan mereka. Meski demikian, wanita cenderung akan merasa lebih sakit bila pasangannya main hati dengan wanita lain daripada hanya berselingkuh secara fisik.
Sebuah survei yang saya lakukan pada teman pria saya membuktikan, mereka tidak bisa menerima pria lain menyentuh “barang mereka” (ya, mereka benar-benar mengatakan hal ini). Salah seorang teman pria saya mengatakan, “Merupakan hal sangat tidak maskulin membiarkan pria lain selingkuh dengan pacar Anda dan membiarkan saja seperti itu kan? Kita akan terlihat seperti mudah dilangkahi.”
Mungkinkah pria siap untuk meninggalkan hubungan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun karena satu kesalahan demi harga diri mereka? Dan bahwa wanita bisa menerima perselingkuhan yang dilakukan pasangan mereka dan melihat jauh ke depan? Mungkin.
Wanita yang merasa rendah diri
Tentu saja, penjelasan lainnya tidak cukup membantu. Akankah kita siap untuk menerima bahwa perselingkuhan sebenarnya dilakukan karena alasan yang lebih buruk, seperti karena kita merasa rendah diri? Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa 3 dari 4 wanita mengatakan mereka kurang percaya diri, dibandingkan dengan 57 persen kaum pria.
Kita juga mengetahui bahwa wanita di dunia kerja menilai diri mereka sendiri lebih tidak kompeten dibandingkan dengan rekan kerja pria mereka (sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa hanya setengah manajer wanita mengatakan memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, dibandingkan 70 persen pria). Apakah ini berlaku pula dalam suatu hubungan?
Seorang kolega mengingatkan saya pekan ini, begitu wanita menginjak usia 35 tahun, hanya ada satu pria lajang untuk tujuh wanita (ini serius) jadi mungkin kepanikan ini yang membuat kita merasa bahwa kita harus bertahan dengan pasangan kita, tidak peduli bagaimana sulitnya mempertahankan hubungan tersebut – karena, hei, itu lebih baik daripada menjomblo!
Secara pribadi, saya rasa kita semua pantas mendapatkan hubungan yang bahagia dan aman dari perselingkuhan dan saya tahu saya sih lebih suka melajang dan bahagia daripada hidup bersama dengan seorang pria yang suka berselingkuh. Bagaimana menurut Anda?
Jadi apa yang sebenarnya terjadi? Jajak pendapat cepat yang dilakukan di sekitar kantor mengungkapkan tiga kemungkinan:
Wanita lebih realistis
Ya, orang pasti berselingkuh. Namun, mungkin memang kita (wanita) yang tahu bahwa hal itu tidak selalu tentang masalah hitam dan putih dan mungkin kita bisa melupakannya dan ini bukan akhir dari segalanya.
Bahkan, ilmuwan sosial Catherine Hakim yang tampil di acara “Woman’ Hour” yang ditayangkan BBC beberapa pekan lalu, sama persis mengatakan hal ini. Hakim mengatakan bahwa sebagai masyarakat kita sebenarnya harus lebih menoleransi tentang perselingkuhan dan terkadang, itu bisa menjadi hal yang bagus.
Jika Anda melihat bahwa sebagian besar dari mereka mengungkapkan perselingkuhan mereka dan pernikahan mereka tetap baik-baik saja, kita harus sedikit lebih santai tentang perselingkuhan seperti orang Prancis, Italia, dan Spanyol,” katanya. Kontroversial? Tentu saja. Realistis? Mungkin.
Pria lebih dominan
Tentu saja, penjelasan lainnya mengatakan bahwa ego pria tidak bisa memaafkan pasangan mereka yang berselingkuh. Akibatnya, pria cenderung lebih mendominasi pasangan mereka. Meski demikian, wanita cenderung akan merasa lebih sakit bila pasangannya main hati dengan wanita lain daripada hanya berselingkuh secara fisik.
Sebuah survei yang saya lakukan pada teman pria saya membuktikan, mereka tidak bisa menerima pria lain menyentuh “barang mereka” (ya, mereka benar-benar mengatakan hal ini). Salah seorang teman pria saya mengatakan, “Merupakan hal sangat tidak maskulin membiarkan pria lain selingkuh dengan pacar Anda dan membiarkan saja seperti itu kan? Kita akan terlihat seperti mudah dilangkahi.”
Mungkinkah pria siap untuk meninggalkan hubungan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun karena satu kesalahan demi harga diri mereka? Dan bahwa wanita bisa menerima perselingkuhan yang dilakukan pasangan mereka dan melihat jauh ke depan? Mungkin.
Wanita yang merasa rendah diri
Tentu saja, penjelasan lainnya tidak cukup membantu. Akankah kita siap untuk menerima bahwa perselingkuhan sebenarnya dilakukan karena alasan yang lebih buruk, seperti karena kita merasa rendah diri? Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa 3 dari 4 wanita mengatakan mereka kurang percaya diri, dibandingkan dengan 57 persen kaum pria.
Kita juga mengetahui bahwa wanita di dunia kerja menilai diri mereka sendiri lebih tidak kompeten dibandingkan dengan rekan kerja pria mereka (sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa hanya setengah manajer wanita mengatakan memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, dibandingkan 70 persen pria). Apakah ini berlaku pula dalam suatu hubungan?
Seorang kolega mengingatkan saya pekan ini, begitu wanita menginjak usia 35 tahun, hanya ada satu pria lajang untuk tujuh wanita (ini serius) jadi mungkin kepanikan ini yang membuat kita merasa bahwa kita harus bertahan dengan pasangan kita, tidak peduli bagaimana sulitnya mempertahankan hubungan tersebut – karena, hei, itu lebih baik daripada menjomblo!
Secara pribadi, saya rasa kita semua pantas mendapatkan hubungan yang bahagia dan aman dari perselingkuhan dan saya tahu saya sih lebih suka melajang dan bahagia daripada hidup bersama dengan seorang pria yang suka berselingkuh. Bagaimana menurut Anda?
Oleh: Cosmopolitan
Belum ada Komentar untuk "Kenapa Wanita Memaafkan Pria yang Berselingkuh (Sedangkan Pria Tidak)"
Posting Komentar