Buku BNPB Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga

Berikut ini adalah berkas Buku BNPB Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga. Download file PDF.

 Berikut ini adalah berkas Buku BNPB Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga Buku BNPB Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga
Buku BNPB Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga

Buku BNPB Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku BNPB Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga:

Kesiapsiagaan dan ketrampilan masyarakat, khususnya keluarga adalah kunci utama keselamatan dalam menghadapi bencana. Gempabumi tidak mengancam manusia. Namun, struktur bangunan yang tidak mempertimbangkan risiko dan terbatasnya pemahaman terhadap karakteristik bencana di lingkungan yang dapat membahayakan keselamatan manusia.

Tingginya potensi ancaman dan jumlah masyarakat yang terpapar risiko bencana alam letusan gunung api, gempabumi tsunami maupun bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor maupun bencana lainnya menyebabkan perlunya meningkatkan kemampuan dan ketrampilan masyarakat secara terus menerus sehingga masyarakat di seluruh Indonesia dapat mengetahui bagaimana harus merespon dalam menghadapi situasi kedaruratan bencana.

Panduan Kesiapsiagaan Bencana ini dirancang dengan tujuan memandu setiap insan Keluarga untuk 1) mengetahui ancaman risiko didaerah sekitarnya, 2) kiat-kiat mitigasi praktis yang patut diperhatikan dan berpeluang besar membantu penyelamatan dan perlindungan diri, serta menyiapkan 3) Rencana Kesiapsiagaan Keluarga.

Rencana Kesiapsiagaan Keluarga pada dasarnya memuat pengorganisasian internal keluarga seperti mengenal jenis ancaman melalui aplikasi ina-risk personal (android apps), berdiskusi dan berbagi peran masing-masing antara bapak, ibu, dan anak, termasuk anggota keluarga kelompok rentan (lansia) dan penyandang disabilitas, serta melaksanakan latihan evakuasi mandiri minimal satu kali (1) dalam setahun sehingga dapat mengukur dan mengevaluasi hal-hal yang perlu diperbaiki ke depannya.

Diharapkan penerbitan buku ini dapat segera disebarluaskan dan dipublikasikan kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya dijadikan acuan dan dapat bermanfaat bagi kehidupan bangsa dan negara terutama dalam meningkatkan penyelamatan dan perlindungan jiwa dari ancaman bencana.

Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga Dalam Rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana 2018

Pendahuluan
Kesiapan dan ketrampilan masyarakat, khususnya keluarga adalah kunci utama keselamatan dalam menghadapi kedaruratan bencana. Gempabumi tidak membunuh manusia, namun justru struktur bangunan dan terbatasnya pemahaman karakteristik bencana di lingkungan masing-masing yang dapat mengancam keselamatan manusia.

Latar Belakang
Indonesia terletak di kawasan Cincin Api Pasifik yang secara geografis dan klimatologi mempunyai tantangan untuk melindungi dan memperkuat masyarakat dari ancaman risiko bencana. Pergerakan tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo Australia di bagian selatan, lempeng Samudera Pasifik di sebelah timur, lempeng Eurasia di sebelah utara (dimana disebagian besar wilayah Indonesia) dan disertai daerah aliran sungai (5.590 DAS) mengakibatkan risiko bencana geologi seperti gempabumi, tsunami, letusan gunung api (129 gunung api aktif) maupun gerakan tanah/ longsor. Dampak pemanasan global dan pengaruh perubahan iklim pada wilayah perairan laut Indonesia cenderung menimbulkan potensi terjadinya berbagai jenis bencana hidrometeorologi, seperti banjir, kekeringan, cuaca dan gelombang ekstrem, abrasi, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Berdasarkan Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI) BNPB, antara tahun 2005-2015, Indonesia mengalami lebih dari 15.400 kejadian yang terdiri dari 78% (11.648) merupakan kejadian bencana hidrometeorologis seperti banjir, gelombang ekstrim, kebakaran lahan dan hutan, kekeringan, cuaca esktrem dan sekitar 22% (3.810) merupakan kejadian bencana geologis seperti gempabumi, longsor, tsunami dan letusan gunung berapi. Dari grafik pada gambar 2 di bawah ini, tampak bahwa kecenderungan jumlah kejadian bencana relatif terus meningkat dari tahun ke tahun.

Jumlah kejadian bencana geologis lebih sedikit bila dibandingkan dengan bencana hidrometeorologis. Meskipun demikian, bencana geologis, khususnya gempabumi dan tsunami sangat berpotensi menimbulkan jumlah korban yang banyak dan kerugian ekonomi yang besar dalam satu kali kejadian, dibandingkan dengan bencana hidrometeorologis yang berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi jangka panjang. Peningkatan intensitas kejadian bencana hidrometeorologis dipengaruhi oleh perubahan iklim dan perubahan tata guna lahan dan lingkungan akibat bertambahnya kebutuhan ruang karena meningkatnya pertumbuhan penduduk dan aktivitas dalam ruang yang memberikan pengaruh terhadap penurunan kualitas ekosistem. Tabel 1 berikut menyajikan luas daerah, jumlah jiwa, dan aset fisik, ekonomi serta lingkungan yang terpapar ancaman bencana di Indonesia.

Tingginya potensi jumlah angka masyarakat terpapar ancaman bencana dan kemungkinan dampak kerusakan, kerugian serta lingkungan di atas menunjukkan bahwa masyarakat terutama keluarga perlu untuk meningkatkan pemahaman risiko bencana sehingga dapat mengetahui bagaimana harus merespon dalam menghadapi situasi kedaruratan.

Masalah mendasar yang ditemukan di masyarakat diantaranya adalah belum mengetahui ancaman dan informasi peringatan dini, lokasi titik kumpul dan arah jalur evakuasi baik di rumah maupun di luar rumah, melanggar batas rambu peringatan wilayah/ area bahaya saat erupsi gunung, panik dan tergesa-gesa saat kejadian bencana yang menimbulkan kecelakaan, tersengat listrik saat banjir, kelalaian dampak arus pendek mengakibatkan terjadinya kebakaran di pasar dan pemukiman, serta kurangnya pengarahan penanganan untuk kelompok rentan khususnya lansia. Terakhir, kejadian Gempabumi Lebak, Banten 6.1 SR (2018) yang berdampak pada Gedung, Perkantoran, dan Pemukiman di Jakarta telah menimbulkan kepanikan sekaligus peringatan bahwa mendesaknya kesiapsiagaan masyarakat untuk selamat. Semua hal tersebut mendorong diperlukannya peningkatan kapasitas secara terus-menerus.

Pengurangan risiko bencana berbasis kearifan lokal yang telah menyatu dalam adat tutur dan nyanyian “smong” menjadi pelajaran berharga sejak kejadian bencana di tahun 1907. Hal tersebut secara turun temurun telah membudaya di masyarakat Simelue dalam membantu penyelamatan jiwa dari amukan bencana tsunami. Berdasarkan pengalaman tersebut, sangat jelas bahwa pembelajaran penting yang didapat dari Jepang dan Indonesia adalah penguasaan pengetahuan penyelamatan yang dimiliki oleh diri sendiri, keluarga dan komunitas di sekitarnya.

Pada situasi darurat diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat untuk mengurangi risiko. Seluruh anggota keluarga harus membuat kesepakatan bersama agar lebih siap menghadapi situasi darurat bencana. Rencana kesiapsiagaan keluarga (family preparedness plan) harus disusun dan dikomunikasikan dengan anggota keluarga di rumah, kerabat yang ada dalam daftar kontak darurat, serta mempertimbangkan sistem yang diterapkan lingkungan sekitar dan pihak berwenang. Skenario kejadian dibuat bersama oleh seluruh anggota keluarga dan berbagi peran dalam setiap skenarionya sesuai jenis bahaya yang mengancam. Bila rencana sudah disepakati, keluarga perlu melakukan simulasi secara berkala agar tidak panik dalam situasi darurat #siapuntukselamat.

Dalam upaya meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat, Pemerintah melalui inisiasi BNPB mencanangkan tanggal 26 April sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana. Tanggal tersebut dipilih untuk memperingati momen bersejarah kesadaran masyarakat Indonesia terkait ditetapkannya Undang- Undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Latihan evakuasi mandiri merupakan aktivitas utama yang dilaksanakan secara serentak pada pukul 10.00 waktu setempat yang diikuti oleh seluruh kalangan dan masyarakat. Dengan demikian diharapkan partisipasi semua pihak untuk melakukan latihan evakuasi mandiri sekaligus menguji sarana dan prasarana kesiapsiagaan menghadapi bencana minimal 1 kali dalam satu tahun.

Ruang Lingkup
Panduan Kesiapsiagaan Bencana ini mencakup 6 jenis ancaman bencana dengan frekuensi kejadian tinggi dan paling mengancam masyarakat di Indonesia. Panduan ini menyasar ke seluruh masyarakat, terutama keluarga serta memberikan arahan mitigasi praktis bagi ketrampilan keluarga.

Berdasarkan Jenis Ancaman:
Gempabumi, tsunami, kebakaran rumah hunian, banjir, longsor, letusan gunung api.

Berdasarkan kelompok partisipan evakuasi mandiri:
a. Keluarga
b. Penyandang disabilitas
c. Kelompok rentan

Berdasarkan komponen kesiapsiagaan keluarga untuk melakukan evakuasi mandiri:
  1. Peringatan Dini; Tanda peringatan dini dapat dikenali seluruh anggota keluarga termasuk kelompok rentan dan penyandang disabilitas baik saat di dalam dan di luar rumah.
  2. Rencana kesiapsiagaan keluarga (Family Preparedness Plan); a. Rencana kesiapsiagaan telah disusun untuk seluruh anggota keluarga termasuk kelompok rentan dan penyandang disabilitas. b. Setiap anggota keluarga memiliki nomor-nomor kontak anggota keluarga yang lain dan dapat dihubungi saat keadaan darurat.
  3. Jalur Evakuasi; a. Jalur evakuasi telah ditentukan untuk seluruh anggota keluarga termasuk kelompok rentan dan penyandang disabilitas. b. Jalur evakuasi terbebas dari segala sesuatu yang bisa menjadi penghalang saat digunakan. c. Jalur evakuasi telah dilengkapi dengan rambu-rambu yang dapat diketahui oleh seluruh anggota keluarga termasuk kelompok rentan dan penyandang disabilitas.
  4. Evakuasi Mandiri; Setiap anggota keluarga termasuk kelompok rentan dan penyandang disa- bilitas telah memahami teknik perlindungan diri dan evakuasi.
  5. Titik Kumpul; a. Titik kumpul telah ditentukan lokasinya. b. Titik kumpul terbebas dari segala sesuatu yang bisa menjadi penghalang saat digunakan. c. Titik kumpul telah dilengkapi dengan rambu-rambu. d. Anggota keluarga memahami perannya saat berada di titik kumpul.

Maksud dan Tujuan
Maksud; Membangun kesiapsiagaan seluruh keluarga Indonesia menghadapi bencana.
Tujuan; Memberikan panduan terhadap keluarga untuk melakukan evakuasi mandiri.

Anda ingin mengetahui informasi mengenai risiko bencana di sekitar lingkungan keluarga anda? BNPB telah menerbitkan informasi ancaman dan risiko bencana dilingkungan setempat dalam portal inarisk.bnpb.go.id dan juga dalam versi aplikasi mobil android maupun iOS yang dapat diunduh melalui playstore atau Appstore. http://inarisk.bnpb.go.id

    Download Buku BNPB Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku BNPB Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    Buku BNPB Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga



    Download File:
    Buku BNPB Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga.pdf
    Buku Saku BNPB Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana 2018.pdf 
    Buku Pedoman Latihan Kesiapsiagaan Bencana Nasional BNPB 2017.pdf 
    Sumber: https://bnpb.go.id/

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku BNPB Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga. Semoga bisa bermanfaat.

    Sumber https://www.berkasedukasi.com/

    Belum ada Komentar untuk "Buku BNPB Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga"

    Posting Komentar

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel