Escherichia Coli O157:H7

Escherichia coli adalah bakteri yang banyak di jumpai umumnya dapat di temukan di lingkungan, makanan, serta saluran pencernaan manusia maupun hewan. E. coli merupakan kelompok bakteri yang memiliki berbagai macam strain. Meskipun beberapa strain tidak berbahaya, akan tetapi terdapat strain E. coli tertentu yang dapat menyebabkan sakit seperti diare, bahkan beberapa strain yang berbahaya dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, sakit pada saluran pernafasan dan paru-paru. Jenis E. coli yang menyebabkan diare dapat disebabkan oleh air atau makanan yang terkontaminasi. Strain E. coli patogen di kategorikan kedalam jenis patogen (payhotypes), berikut ini jenis E. coli yang termasuk jenis patogen: Shiga toxin producing E. coli (STEC) atau biasa di sebut Verototoxin producing E. coli (VTEC) atau Enterohaemorrhagic E. coli (EHEC). E. coli jenis ini merupakan strain yang paling sering di laporkan dengan terjadiya meledaknya suatu penyakit akibat kontaminasi makanan, Enterotoxigenic E. coli (ETEC), Enteropathogenic E. coli (EPEC), Enteroaggregative E. coli (EAEC), Enteroinvasive E. coli (EIEC), Diffusely Adherent E. coli (DAEC) (Centers for Disease Control and Prevention).

E. coli O157:H7 adalah strain E. coli yang termasuk kedalam jenis EHEC/STEC/VTEC. Jenis ini merupakan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan diare berdarah sampai infeksi saluran kemih atau Haemolitic uremic syndrom (HUS). EHEC memiliki efek paling patogen yang menyebabkan kasus kematian yang dilaporkan dari berbagai negara (Dundas et al., 2001; Michino et al., 1999; Rangel et al., 2005; Siegler 1995). 

EHEC memproduksi Shiga toxin E. coli (STEC) yang dikode oleh gen eae (Nataro & Keper, 1998). Toksin tersebut dapat menyebabkan Hemorrhagic Colitis (HC) dan Hemolytic Uremic Syndrom (HUS) (Karmali et al., 1983; Riley et al., 1983). Umumnya faktor virulen EHEC adalah Shiga toxin (Stx) yang terdiri dari dua tipe utama, yaitu Stx1 dan Stx2 yang dikode oleh gen stx1 dan stx2 (Griffin, 1995). Pada isolat EHEC mungkin memproduksi Stx1 atau Stx2 atau keduanya, dan telah diketahui bahwa Stx2 1000 kali bersifat lebih sitotoksik daripada Stx2 pada sel endothelial ginjal manusia (Louise & Obrig, 1995). 

STEC atau EHEC merupakan flora fecal dari berbagai jenis hewan termasuk hewan ternak domba, kambing, babi dan ayam. Oleh karena itu daging merupakan sumber utama kontaminasi EHEC. Escherichia coli O157:H7 adalah bagian dari kelompok enterohemorrhagic E. coli (EHEC). Bakteri patogen ini memproduksi verotoxin yang dapat menyebabkan thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP), hemorrhagic colitis dan hemolytic ureamic syndrom (HUS) (Law, 2000). 

Escherichia coli O157:H7 telah diketahui dapat menyebabkan sakit pada manusia (bersifat patogen). Infeksi Escherichia coli O157:H7 kebanyakan disebabkan dari makanan atau susu yang berasal dari peternakan, termasuk buah segar, sayur-sayuran dan air. Di Amerika, kejadian pertama dilaporkannya infeksi Escherichia coli O157:H7 setelah meminum air yang terkontaminasi terjadi pada tahun 1989 di Desa Missouri. Sejak kejadian tersebut, enam kejadian selanjutnya berhubungan dengan meminum air yang terkontaminasi. Enam gen Escherichia coli O157:H7 umumnya digunakan sebagai target konfirmasi PCR yaitu rfbE (antigen O157), eae (intimin), stx1 (Shiga toxin 1), stx2 (Shiga toxin 2). hlyA (hemolysin) dan fliC (antigen flagellar) (Chapman, 2001). 

Escherichia coli O157:H7 dapat membentuk vero toksin dan faktor virulen tersebut dikode oleh gen stx1 dan stx2. Gen eaeA mengkode intimin yang bertanggungjawab untuk adherence dalam patogenitasnya terhadap lapisan intestinal dan menyebabkan kerusakan. Sementara itu hemolysin dikode oleh gen hlyA (Boerling et al., 1999), antigen O157 dikode oleh gen rfbE dan antigen flagellar dikode oleh gen fliC (Fleds et al., 1997).

Kejadian meledaknya suatu penyakit akibat E. coli O157:H7 sudah banyak di laporkan. Beberapa wabah besar pernah terjadi, seperti di Jepang lebih dari 9000 anak yang terinfeksi (Michino et al., 1998). Sejak saat itu, STEC O157 terlibat dalam kasus sporadis wabah diare di dunia. Kejadian terbaru meledaknya penyakit akibat bakteri tersbut terjadi pada tahun 2011 di Jerman yang menyebabkan penyakit pada lebih dari 3.000 orang dan 33 orang meninggal dunia. Di Indonesia sendiri belum banyak kasus yang di temukan akibat bakteri ini, akan tetapi sikap waspada tidak salah untuk di lakukan seperti mengurangi makanan mentah, memasak daging sampai matang, sebagai upaya pencegahan agar tidak terjadi wabah penyakit akibat bakteri E. coli O157:H7.

Penulis: Khoirun Nihayati

Referensi:
  1. Boerling, P., McEwen, S. A., Wilson, J. B., Johnson, R. P. and Gyles, C. L. 1999. Association between virulence factors of shiga toxin-producing Escherichia coli and disease in humans. Journal of Clinical Microbiology 37: 497–503.
  2. Centers for Disease Control and Prevention. 2016. Escherichia coli. Diakses pada 5 Desember 2017. 
  3. Chapman, P. A., Ellin, M., Ashton, R. dan Shafique, W. 2001. International Journal of Food Microbiology 68 (1–2): 11-20.
  4. Dundas, S., Andrew Todd, W.T., Stewart, A.I., Murdoch, P.S., Chaudhuri, A.K.R. & Hutchinson, S.J. 2001.  Clinical Infectious Diseases 33: 923-931.
  5. Felds, P. I., Blom, K., Hugues, H. J., Helsel, L. O., Feng, P. and Swamnathan, B. 1997. Molecular characterization of the gene encoding H antigen in Escherichia coli and development of a PCR restriction fragment length polymorphism test for identification of E. coli O157:H7 and O157:NM. Journal of Clinical Microbiology 35: 1066-1070.
  6. Griffin, P.M. 1995. Escherichia coli O157:H7 and Other Hemorrhagic Escherichia coli In Infection of the Gastrointestinal Tract, edited by Blaster, M.J., Smith, P.D. 
  7. Karmali, M.A., Steele, B.T., Petric, M. & Lim, C. 1983. Lancet. 1: 619-620.
  8. Law, D. 2000. Virulence factors of Escherichia coli O157 and other shiga toxin producing E. coli. Journal of Applied Microbiology 88: 729-745.
  9. Louise, C.B. & Obrig, T.G. 1995. Journal of Infectious Diseases 172(5): 1397-140.
  10. Michino, H., Araki, K., Minami, S., Takaya, S., Sakai, N., Miyazaki, M., Ono, A. dan Yanagawa, H. 1999. Massive outbreak of Escherichia coli O157:H7 infection in schoolchildren in Sakai city, Japan, associated with consumption of white radish sprouts. American Journal of Epidemiology 150: 787-796.
  11. Michino, H., Araki, K., Minami, S., Takaya, S., Sakai, N., Miyazaki, M., Ono, A. dan Yanagawa, H. 1999. Massive outbreak of Escherichia coli O157:H7 infection in schoolchildren in Sakai city, Japan, associated with consumption of white radish sprouts. American Journal of Epidemiology 150: 787-796.
  12. Rangel, J.M., Sparling, P.H., Crowe, C., Griffin, P.M. & Swerdlow, D.L. 2005. Epidemiology of Escherichia coli O157:H7 outbreaks, United States, 1982-2002. Emerging Infectious Diseases 11: 603-609.
  13. Riley, L.W., Remis, R.S., Helgerson, S.D., McGee, H.B., Wells, J.G., Davis, B.R., Hebert, R.J., Olcott, E.S., Johnson, L.M., Hargrett, N.T., Blake, P.A. & Cohen, M.L. 1983. Hemorrhagic colitis associated with a rare Escherichia coli serotype. New England Journal of Medicine 308: 681-685.
  14. Siegler, R.L. 1995. Hemolytic uremic syndrome in children. Current Opinion in Pediatrics 7: 159-163.



Sumber https://www.generasibiologi.com/

Belum ada Komentar untuk "Escherichia Coli O157:H7"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel