Buku Guru PJOK Kelas IX (9) SMP-MTs Revisi 2018 Kurikulum 2013

Berikut ini adalah berkas Buku Guru PJOK Kelas IX (9) SMP-MTs Revisi 2018 Kurikulum 2013. Download buku format PDF.

 Berikut ini adalah berkas Buku Guru PJOK Kelas IX  Buku Guru PJOK Kelas IX (9) SMP-MTs Revisi 2018 Kurikulum 2013
Buku Guru PJOK Kelas IX (9) SMP-MTs Revisi 2018 Kurikulum 2013

Buku Guru PJOK Kelas IX (9) SMP-MTs Revisi 2018 Kurikulum 2013

Berikut ini kutipan teks keterangan dari isi berkas Buku Guru PJOK Kelas IX (9) SMP-MTs Revisi 2018 Kurikulum 2013:

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) untuk Kelas IX SMP/MTs yang disajikan dalam buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. PJOK bukan berisi materi aktivitas yang dirancang hanya untuk mengasah kompetensi keterampilan peserta didik, atau mata pelajaran yang membaginya menjadi pengetahuan tentang kesehatan dan keterampilan berolahraga. PJOK adalah mata pelajaran yang membekali siswa dengan pengetahuan tentang gerak jasmani dalam berolahraga serta faktor kesehatan yang dapat mempengaruhinya, keterampilan dalam melakukan gerak jasmani dalam berolahraga dan menjaga kesehatannya, serta sikap perilaku yang dituntut dalam berolahraga dan menjaga kesehatan sebagai suatu kesatuan yang utuh sehingga terbentuk peserta didik yang sadar kebugaran jasmani, sadar olahraga, dan sadar kesehatan.

Aktivitasnya dirancang berbasis aktivitas terkait dengan sejumlah jenis gerak jasmani/olahraga dan usaha-usaha menjaga kesehatan yang sesuai untuk peserta didik Kelas IX SMP/MTs. Aktivitas-aktivitas tersebut dirancang untuk membuat peserta didik terbiasa melakukan gerak jasmani dan berolahraga dengan senang hati karena merasa perlu melakukannya dan sadar akan pentingnya menjaga kesehatan jasmani baik melalui gerak jasmani dan olahraga maupun dengan memperhatikan faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhinya. Sebagai mata pelajaran yang mengandung unsur muatan lokal, tambahan materi yang digali dari kearifan lokal dan relevan dengan mata pelajaran ini sangat diharapkan untuk ditambahkan sebagai pengayaan dari buku ini.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diajak menjadi berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini sangat penting. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Gambaran Pelaksanaan Pembelajaran Penjasorkes
Proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di sekolah-sekolah Indonesia saat ini masih memprihatinkan. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya ialah terbatasnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan belajar mengajar, dan kemampuan guru PJOK yang kurang memadai. Salah satu dampak yang sangat jelas dengan kondisi ini adalah tingkat kebugaran peserta didik yang sangat rendah. 

Seperti halnya kemampuan guru yang mengajar mata pelajaran PJOK pada satuan pendidikan SMP/MTs yang memiliki latar belakang pendidikan di luar bidang pendidikan jasmani, ada yang tamat SMA, D3 non Penjas, S1 Teknik, S1 IAIN, dan lain sebagainya. Kondisi ini pada dasarnya kurang tepat, tapi kita masih harus bersyukur mereka masih mau mengajar mata pelajaran PJOK. 

Guru PJOK tradisional cenderung menekankan pada penguasaan keterampilan cabang olahraga yang sasaran akhirnya adalah prestasi. Pendekatan yang dilakukan seperti halnya pendekatan pelatihan olahraga. Dalam pendekatan ini, guru menentukan tugas-tugas ajarnya kepada siswa melalui kegiatan fisik tak ubahnya seperti melatih suatu cabang olahraga. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak optimalnya fungsi pengajaran pendidikan jasmani sebagai media pendidikan dalam rangka pengembangan kebugaran jasmani dan pribadi anak seutuhnya. 

Penerapan model pembelajaran PJOK tradisional sering mengabaikan tugas- tugas ajar yang sesuai dengan taraf perkembangan anak. Mengajar SMP/MTs disamakan dengan anak-anak SMA. Bentuk-bentuk modifikasi baik dalam peraturan, ukuran lapangan maupun jumlah pemain kurang diterapkan di dalam proses pembelajaran, hal ini menyebabkan peserta didik tidak mampu dan gagal untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. 

Sebagai akibat dari kondisi seperti ini, anak dapat menjadi kurang senang terhadap Pelajaran PJOK. Tugas-tugas ajar yang merupakan keterampilan kompleks itu sesungguhnya hanya mampu dilakukan oleh anak-anak yang berbakat dan berminat dalam olahraga serta anak-anak yang memiliki tingkat keterampilan gerak dasar yang tinggi. Tidak ada upaya-upaya memodifikasi tugas gerak yang kompleks menjadi tugas gerak yang sederhana, dapat diramalkan tingkat keberhasilan siswa dalam menyelesaikan tugas yang harus dipelajari akan tergolong rendah.

Untuk itu kebutuhan akan modifikasi olahraga sebagai suatu pendekatan alternatif dalam mengajar PJOK mutlak perlu dilakukan. Guru harus memiliki kemampuan untuk melakukan modifikasi keterampilan yang hendak diajarkan agar sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Karakteristik Proses Belajar Mengajar (PBM) yang Efektif
Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.

Tujuan utama pembelajaran PJOK di sekolah adalah mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas fisik untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif sepanjang hayat, mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, mengelola kesehatan dan kesejahteraan dengan benar serta pola hidup sehat, mengembangkan keterampilan gerak dasar, motorik, keterampilan, konsep/ pengetahuan, prinsip, strategi dan taktik permainan dan olahraga, meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai percaya diri, sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, pengendalian diri, kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan aktivitas fisik, menciptakan iklim sekolah yang lebih positif, mengembangkan kearifan lokal yang berkembang di masyarakat Indonesian, dan menciptakan suasana yang rekretif, berisi tantangan, ekspresi diri.

Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Prinsip Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Untuk memperoleh manfaat yang optimal dari proses pembelajaran, para guru hendaknya memperhatikan prinsi-prinsip pembelajaran PJOK sebagai berikut.
  1. Di dalam mata pelajaran PJOK terdapat kompetensi dasar pengetahuan dan keterampilan. Kedua jenis kompetensi ini diajarkan tidak terpisah harus diajarkan secara bersamaan. Hal ini berarti tidak ada alokasi waktu khusus untuk belajar teori, kecuali materi kesehatan. Teori-teori berkaitan dengan konsep dan prinsip gerak diajarkan saat praktik.
  2. Dalam pembelajaran PJOK, intensitas biasanya diukur oleh perubahan denyut nadi ketika peserta didik SMP/MTs melakukan aktivitas fisik. Intensitas gerak pada pembelajaran minimal di antara 50 – 60 % (persen) dari Denyut Nadi Maksimal (DNM). Sedangkan para atlet biasanya berada di antara 70-90% DNM.
  3. Idealnya, jumlah siswa yang terlibat dalam pembelajaran di antara 20-30 peserta didik. Tetapi ukuran di Indonesia biasanya lebih tinggi, karena satu kelas biasanya terdiri dari 40 peserta didik. Selama guru mampu mengelola baik alat maupun formasi serta pengaturan kelas yang memungkinkan, rasanya tidak terlalu bermasalah jika terdapat 40 peserta didik dalam satu kelas. 
  4. Semakin banyak peserta didik mengulang satu jenis gerakan, maka semakin baik hasilnya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam mendayagunakan waktu, alat, fasilitas, serta kemampuannya dalam mengatur unit pembelajaran seefektif mungkin.
  5. Pengalaman “berhasil” akan muncul manakala peserta didik merasa berhasil menampilkan tugas gerak yang diberikan kepadanya karena akan teramati oleh peserta didik lain atau guru. Keberhasilan ini dapat muncul apabila tugas gerak yang tidak terlalu sulit. Di samping itu, guru juga harus menyediakan tugas gerak alternatif bagi peserta didik atau siswa yang kemampuannya belum sampai. Tugas gerak alternatif ini maksudnya adalah tugas gerak yang dimodifikasi tingkat kesulitannya, sehingga membuat peserta didik yang belum menguasainya menjadi mampu melakukannya. 
  6. Lingkungan pembelajaran PJOK harus bersuasana aman, nyaman, dan menyenangkan. Meskipun tugas gerak yang diberikan cukup menantang dan dapat membuat peserta didik lelah dan berkeringat, tetapi suasana aman, nyaman, dan menyenangkan itu tetap harus dipertahankan. Sebaliknya, suasana yang tidak mendukung sebaiknya dapat dihilangkan, di antaranya kebiasaan mengejek antarpeserta didik, kebiasaan merendahkan dari guru kepada peserta didik, kebiasaan panggilan alias yang negatif, dan sebagianya.
  7. Ketersediaan alat dan fasilitas untuk pembelajaran PJOK merupakan satu keharusan, namun apabila di sekolah tidak tersedia maka guru sebaiknya memiliki pemikiran mencari cara untuk memperbanyak alat pada saat belajar, termasuk di dalamnya dengan memodifikasi alat sederhana yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Di samping itu faktor keselamatan dalam penggunaan alat olahraga harus diperhatikan oleh guru. 
  8. Keriangan peserta didik dalam pembelajaran PJOK dapat didorong oleh berbagai sebab, di antaranya guru memberikan tugas gerak yang memang menyenangkan, permainan yang melibatkan semua peserta didik dalam suasana kompetisi yang tinggi, dengan iringan musik, atau menyediakan kesempatan bagi peserta didik mengembangkan kreativitas mereka, dan lain-lain. 
  9. Setiap unit pembelajarannya agar menyeimbangkan pengembangan aspek gerak dan keterampilan, aspek kebugaran, aspek pengetahuan, serta aspek spiritual dan sosial peserta didik.
  10. Pembelajaran PJOK dalam Implementasi Kurikulum 2013 di Satuan Pendidikan SMP/MTs Pembelajaran PJOK adalah memanfaatkan aktivisi fisik/olahraga untuk mengembangan keutuhan manusia. Artinya, bahwa melalui pembelajaran yang melibatkan unsur fisik dan aktivitas jasmani, aspek mental, emosional, sosial dan moral pun turut terkembangkan.

Pengembangan domain keterampilan secara umum dapat diarahkan pada dua tujuan utama, pertama mencapai perkembangan aspek perseptual motorik (keterampilan gerak), dan kedua, mencapai perkembangan kebugaran jasmani. Ini menegaskan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang mampu merangsang kemampuan penguasaan gerak keterampilan serta sekaligus bersifat pembentukan kebugaran jasmani. 

Pengembangan domain keterampilan gerak merujuk pada proses penguasaan suatu keterampilan atau tugas gerak yang melibatkan proses mempersepsi rangsangan dari luar, kemudian rangsangan itu diolah dan diprogramkan sampai terjadinya respons berupa tindakan yang sesuai dengan rangsangan itu (Schmidt and Wrisberg, 2000). Penekanan dari proses pembelajarannya lebih banyak ditujukan pada proses perangsangan yang bervariasi, sehingga setiap kali peserta didik akan selalu mengerahkan kemampuannya dalam mengolah informasi, ketika akan menghasilkan gerak. Dengan cara itu, kepekaan sistem saraf peserta didik semakin dikembangkan.

Kebugaran jasmani merupakan aspek penting dari domain keterampilan, yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh. Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya sistem peredaran darah, sistem pernapasan, sistem metabolisme, dan lain-lain) (Lutan, Rusli, 2001). Kebugaran jasmani menunjuk pada aspek kualitas tubuh dan organ-organnya, seperti kekuatan (otot), daya tahan (jantung-paru), kelentukan (otot dan persendian); sedangkan kebugaran motorik menekankan aspek penampilan yang melibatkan kualitas gerak sendiri seperti kecepatan, kelincahan, koordinasi, power, keseimbangan (Baumgartner and Jackson, 1995). 

Pengembangan domain pengetahuan mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek pengetahuan dalam pendidikan jasmani, tidak saja menyangkut penguasaan pengetahuan faktual semata-mata, tetapi meliputi pula pemahaman terhadap gejala gerak dan prinsipnya, termasuk yang berkaitan dengan landasan ilmiah. Salah satu simpul dalam domain pengetahuan ini adalah peserta didik memiliki pengetahuan tentang arti penting pendikan jasmani untuk hidup sepanjang hayat. 

Pengembangan domain sikap mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang kukuh, yakni pengendalian diri, kemampuan memotivasi diri, ketekunan, dan kemampuan untuk berempati. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu dikembangkan, tetapi yang lebih penting adalah konsep diri dan komponen kepribadian lainnya, seperti intelegensia emosional dan watak, serta meningkatkan keteguhan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai peneguhan sikap spiritual. Konsep diri menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang tentang kelebihannya. Pengendalian diri merupakan kualitas pribadi yang mampu menyelaraskan pertimbangan akal dan emosi yang menjadi sifat penting dalam kehidupan sosial dan pencapaiannya untuk sukses hidup di masyarakat. Demikian juga dengan ketekunan; tidak ada pekerjaan yang dapat dicapai dengan baik tanpa ada ketekunan. Ini juga berlaku sama dengan kemampuan memotivasi diri, kemandirian untuk tidak selalu diawasi dalam menyelesaikan tugas apapun.

Isi Buku Guru PJOK Kelas IX (9) SMP-MTs Revisi 2018 Kurikulum 2013
Pendahuluan
  • Gambaran Pelaksanaan Pembelajaran Penjasorkes
  • Karakteristik Proses Belajar Mengajar (PBM) yang Efektif
  • Prinsip Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
  • Pembelajaran PJOK dalam Implementasi Kurikulum 2013di Satuan Pendidikan SMP/MTs
  • Penggunaan Sarana dan Prasana
  • Keamanan dan Keselamatan dalam Pembelajaran
  • Pengorganisasian Kelas (Langkah-Langkah Pembelajaran)
  • Penilaian Pembelajaran
BAB I Aktivitas Permainan Bola Besar
  • Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Pencapaian Kompetensi
  • Aktivitas Permainan Bola Besar melalui Permainan Sepak Bola
  • Aktivitas Permainan Bola Besar melalui Permainan Bola Voli
  • Aktivitas Permainan Bola Besar melalui Permainan Bola Basket
  • Penilaian Pembelajaran

BAB II Aktivitas Permainan Bola Kecil
  • Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Pencapaian Kompetensi
  • Aktivitas Permainan Bola Kecil melalui Permainan Rounders
  • Aktivitas Permainan Bola Kecil melalui Permainan Bulu Tangkis
  • Aktivitas Permainan Bola Kecil melalui Permainan Tenis Meja
  • Contoh Penilaian Pembelajaran Permaian Bola Kecil melalui Permainan Rounders 
  • Contoh Penilaian Pembelajaran Permaian Bola Kecil melalui Permainan Bulu Tangkis
  • Contoh Penilaian Pembelajaran Permainan Bola Kecil melalui Permainan Tenis Meja 
  • Umpan Balik dan Tindak Lanjut
  • Instrumen Remedial dan Pengayaan 

BAB III Aktivitas Atletik
  • Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan ndikator Pencapaian Kompetensi 
  • Aktivitas Atletik melalui Aktivitas Jalan Cepat
  • Aktivitas Atletik melalui Aktivitas Lari Jarak Pendek
  • Aktivitas Atletik melalui Aktivitas Lompat Jauh
  • Aktivitas Atletik melalui Aktivitas Lempar Cakram
  • Contoh Penilaian Pembelajaran Aktivitas Atletik melaluiAktivitas Jalan Cepat
  • Contoh Penilaian Pembelajaran Aktivitas Atletik melalui Jalan Cepat
  • Contoh Penilaian Pembelajaran Aktivitas Atletik melalui Aktivitas Lari Sambung/Estafet 
  • Aktivitas Lari Sambung/Estafet
  • Contoh Penilaian Pembelajaran Aktivitas Atletik melalui Aktivitas Lompat Jauh

BAB IV Aktivitas Bela Diri
  • Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Pencapaian Kompetensi
  • Aktivitas Bela Diri melalui Aktivitas Pencak Silat
  • Penilaian Pembelajaran Aktivitas Bela Diri melalui Pencak Silat

BAB V Aktivitas Kebugaran Jasmani
  • Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Pencapaian Kompetensi
  • Aktivitas Kebugaran Jasmani
  • Penilaian Pembelajaran Aktivitas Kebugaran Jasmani

BAB VI Aktivitas Senam
  • Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Pencapaian Kompetensi
  • Aktivitas Senam 
  • Penilaian Pembelajaran Aktivitas Senam

BAB VII Aktivitas Gerak Berirama
  • Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Pencapaian Kompetensi
  • Aktivitas Gerak Berirama
  • Aktivitas Pembelajaran Inti
  • Aktivitas Pembelajaran Gerakan Penenangan
  • Penilaian Pembelajaran Aktivitas Kebugaran Jasmani

BAB VII Aktivitas Gerak Berirama
  • Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Pencapaian Kompetensi
  • Aktivitas Gerak Berirama
  • Aktivitas Pembelajaran Inti
  • Aktivitas Pembelajaran Gerakan Penenangan
  • Penilaian Pembelajaran Aktivitas Kebugaran Jasmani

BAB IX Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
  • Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Pencapaian Kompetensi
  • Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
  • Penilaian Pembelajaran Aktivitas Air

BAB X Aktivitas Fisik Dalam Pencegahan Penyakit 
  • Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Pencapaian Kompetensi
  • Budaya Hidup Sehat
  • Hakikat Aktivitas Fisik dalam Pencegahan Penyakit
  • Penilaian Pembelajaran Pola Hidup Sehat

    Download Buku Guru PJOK Kelas IX (9) SMP-MTs Revisi 2018 Kurikulum 2013

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Guru PJOK Kelas IX (9) SMP-MTs Revisi 2018 Kurikulum 2013 ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    Buku Guru PJOK Kelas IX (9) SMP-MTs Revisi 2018 Kurikulum 2013



    Download File:
    Buku Guru PJOK Kelas 9 SMP-MTs Kurikulum 2013 Revisi 2018.pdf

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Guru PJOK Kelas IX (9) SMP-MTs Revisi 2018 Kurikulum 2013. Semoga bisa bermanfaat.

    Sumber https://www.berkasedukasi.com/

    Belum ada Komentar untuk "Buku Guru PJOK Kelas IX (9) SMP-MTs Revisi 2018 Kurikulum 2013"

    Posting Komentar

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel