Bangunan Bernilai Sejarah Di Tasikmalaya (1)

Kota Tasik merupakan salah satu kota yang terletak di Tenggara Propinsi Jawa Barat. Sejarah perkembangan kota Tasik tidak terlepas dari berdirinya kerajaan-kerajaan di tatar Sunda seperti Galuh, Sukapura dan Siliwangi. Tasikmalaya kini dibagi menjadi 2 pemerintahan yaitu  Kota dan Kabupaten sejak tahun 2001. Dalam perkembangan suatu daerah, bangunan menjadi salah satu aspek penting yang menjadi ciri khas pada masanya. 
Bangunan merupakan salah satu saksi sejarah sebuah kota. Jika ditelusuri lebih jauh lagi, beberapa bangunan di Tasikmalaya banyak menyimpan jejak sejarah yang mungkin anda belum tahu lebih jauh. Saya akan memposting beberapa bangunan bernilai historis di Tasikmalaya, namun kali ini saya akan mengulas terlebih dahulu mengenai Stasiun Tasikmalaya. 

Stasiun Tasikmalaya

Stasiun Tasikmalaya merupakan stasiun utama yang berada di wilayah Tasikmalaya, terletak di Jalan Stasiun  kelurahan Panglayungan. Stasiun Tasikmalaya terletak pada ketinggian +349 mdpl dan berada di bawah lingkup kerja PT KAI DAOP II Bandung. Stasiun Tasikmalaya melayani rute KA Ekonomi, Bisnis dan Eksekutif untuk perjalanan Jalur Selatan. Stasiun ini mulai dibangun sejak jaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1890 Bangunan Stasiun Tasikmalaya kental dengan arsitektur Belanda dan saat ini setelah renovasi, di tengah-tengah atap stasiun dibuat undak seperti gedung sate.

Stasiun Tasikmalaya Dulu
Stasiun Tasikmalaya
Dahulu jalur kereta api dari stasiun Tasikmalaya terbagi menjadi 3 arah yaitu ke Barat, Timur dan Selatan. Jalur kereta api ke selatan tasik ini dibangun sekitar tahun 1911, membelah kota Tasik melalui jalan Cimulu, Jl. Dr Sukarjo, Mesjid Agung, Jl. Yudanegara hingga masuk ke Padayungan dan menuju Singaparna. Panjang jalur KA ini sekitar 17,8 km. Jalur ini dahulu digunakan untuk mengangkut penumpang, perdagangan dan menyuplai barang ke daerah selatan. Kereta api yang melayani jalur Tasik-Singaparna bernama KA Gowengan dan berhenti di beberapa stasiun kecil yang ada pada saat dahulu seperti Borolong, Cibanjaran, Mangkubumi, Padayungan, Pasarkolot dan Bui. Mulai tahun 60an KA ini hanya digunakan untuk mengangkut mangan dan batu bara saja karean jembatan CIkunir menuju Singaparna terputus. Tasikmalaya selatan sejak dahulu terkenal dengan penghasil barang tambang seperti mangan dan batu bara, sehingga untuk memudahkan distribusi barang tambang tersebut menggunakan kereta api dari Stasiun Padayungan. Saat ini sisa-sisa jalur kereta api tersebut hampir tidak ada, sudah menjadi bangunan, mall dan jalan.  


Kereta Api di Stasiun Tasik Jaman Dulu
Jalur KA Tasik-Singaparna Tempo Dulu


Itulah sejarah tentang Stasiun Tasikmalaya, menarik bukan?Semoga warga Tasik semakin sadar akan kekayaan historis kota ini dan semakin berusaha untuk melestarikan bangunan-bangunan tersebut. Penelusuran lebih jauh kepada berbagai narasumber juga dibutuhkan untuk memperkuat catatan sejarah kota Tasikmalaya. Terima kasih.


Sumber dan Gambar:

Sumber https://geograph88.blogspot.com/

Belum ada Komentar untuk "Bangunan Bernilai Sejarah Di Tasikmalaya (1)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel