Biografi Abul Qasim Al-Majriti (Penemu Prinsip Kekekalan Masa Sebelum Lavoisier)
Lukisan Al-Majriti dalam prangko; sumber: ecotericonline.net |
Ia juga ikut serta dalam penerjemahan Planispherium karya Ptolemeus, memperbaiki terjemahan Almagest, memperbaiki tabel astronomi dari Al-Khwarizmi, menyusun tabel konversi kalender Persia ke kalender Hijriah, serta mempelopori teknik-teknik geodesi dan triangulasi. Ia juga ditulis sebagai salah satu penulis Ensiklopedia Ikhwan As-Shafa, tapi kecil kemungkinan bahwa ia benar-benar salah satu penulisnya. Seorang cendekiawan Barat, EJ Holmyard, mengatakan, Maslama ilmuwan paling cermelang di antara sekelompok ilmuwan Muslim Spanyol saat pemerintahan Khalifah Al Hakam II. Sang Khalifah berkuasa pada 961 hingga 976 Masehi.
Beliau merupakan ahli matematika terbaik menurut banyak sarjana. Beliau juga adalah seorang kepala ahli matematika dan astronomi. Namanya semakin terkenal karena keahliannya dalam ilmu bagi waris (Mawaris).
Beliau melakukan pengamatan astronomi dengan perhitungan matematika. Beliau juga mengenalkan tabel astronomi karya Al-Khawarizmi ke dunia barat (Kristen). Al-Majriti memiliki risalah yang berjudul Al-Mutamalat. Dalam kitabnya berbagai macam cabang pengetahuan, Beliau persembahkan seperti halnya penerapan matematika dalam penjualan dan pejaka, operasi geometri, aljabar dan ilmu hitung lainnya.
Bidang Astronomi & Metematika
Salah satu Risalahnya dalam bidang astronomi sudah diterjemahkan kedalam bahasa Latin oleh Joan Hispalensis dan John dari Sevilla. Pada tahun 979 M beliau melakukan observasi astronomi yang kemudian Beliau merevisi tabel astronomi karya Al-Khawarizmi. Beliau juga meringkas risalah karya Al-Battani yang berjudul Ziij.
Pada paruh pertama abad ke-12, empat sarjana melakukan penerjamahan karya-karya ilmiah para ilmuwan Muslim, termasuk karya yang telah di revisi oleh Maslama. Mereka adalah Adelard dari Bath, Hermann The Dalmatian, Robert dari Chester, dan Plato dari Tovoni.
Pada 1126 Masehi, Adelard menerjemahankan karya yang memuat table astronomi Al-Khawarizmi yang telah di revisi oleh Maslama. Hal yang sama juga di lakukan oleh Herman. Robert menerjemahankan karya yang di adaptasi dari tabel Al-Battani dan Al-Zarqali.
Selain risalah, salah satu kontribusi utama Maslama adalah langkahnya mengenalkan metode baru dalam melakukan survey geografis. Metode survei yang ia kenalkan dilakukan dengan menggunakan perangkat astronomi bernama astrolabe.
Metode yang dikenalkan Maslama ini menggantikan metode survei yang sebelumnya pernah dikenalkan oleh Andalusia bernama Al-Saffar. Pada masa berikutnya, metode ini menyebar ke bagian utara wilayah Spanyol Kristen,yaitu Catalonia dan Rippol.
Keduanya menjadi wilayah pertama di barat yang menyerap hasil dari pengembangan ilmu pengetahuan oleh para cendekiawan muslim. Hal ini di ungkapkan oleh T Glick dalam bukunya, Islamic and Christian spain in the Early Middle Ages. menurut Glick, pada umumnya, saat literatur astrolabe di dunia Islam, termasuk apa yg di tulis Maslama di terjemahankan ke dalam bahasa Latin, Barat memanfaatkannya untuk melakukan survey. Di bidang keahlian lainnya, kimia, Maslama juga menorehkan pretasi.
Pada paruh pertama abad XII, ada empat ilmuwan non-muslim yang sudah menerjemahkan berbagai risalah para Ilmuwan Muslim, termasuk kitab-kitab Ilmuwan Muslim revisi Al-Majriti, yaitu Adelard dari Bath, Hermann The Dalmatian, Robert dari Chester, dan Plato dari Tivolli.
Bidang Kimia
Beliau juga menorehkan prestasi dalam bidang Kimia. Dua risalah kimia yang berjudul Rutbat Al-Hakim dan Ghayat Al-Hakim. Beliau menulis Kitab Rutbat Al-Hakim selama tiga tahun lamanya dari 1047 - 1050 Masehi.
Beliau dikenal sebagai orang pertama yang membuktikan prinsip kekekalan massa yang terdapat dalam Rutbat. Jauh sebelum Ilmuwan Non-Muslim yang bernama Lavoisierdari Prancis yang dianggap sebagai penemu prinsip kekekalan massa. Beliau meletakkan merkuri di dalam sebuah kaca berbentuk telur. Ia meletakkan wadah itu ke dalam panci dan memanaskannya dengan nyala api kecil setelah empat puluh hari lamanya. Merkuri itu brubah menjadi bubuk merah halus dan beratnya tidak berubah.
Al-Majriti juga membangun sebuah lembaga pendidikan yang dimana memfokuskan pada bidang astronomi dan matematika. Di dalamnya terdapat banyak murid yang sangat berbakat mendalami bidang matematika dan astronomi.
Ini menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan jaringan komunikasi antar ilmuwan. Pada masa itu, langkah yang ia tempuh di anggap sebagai terobosan baru dalam dunia ilmiah.
Jaringan komunikasi ilmiah tersebut di bangun oleh kelompok dari ahli astronomi dan kelompok ahli matematika yang bergabung dari lembaga pendidikan itu. Tak hanya itu, lembaga pendidikan itupun menampung banyak murid yang berbakat.
Dan, Maslama merupakan ilmuwan berpikiran terbuka. Ia mengajarkan kepada muridnya banyak refrensi ilmu pengetahuan. Misalnya, ia mengerjakan tentang karya-karya Al-Khawrizmi dan membahas karya itu secara mendalam.
Karya Al Farabi menjadi karya lain yang di kaji secara serius di lembaga pendidikan itu. kajian ini, terutama di fokuskan pada bidang astronomi dan matematika. Dua bidang yang sangat di andalkan oleh Maslama.
Karya
- Rutbat al Hakim (The Stes of The Scholar), dalam karyanya ini, almajriti berhadapan antara semiology dan chemistry dan membedakannya. Eksperiment air raksa termasuk dalam buku ini.
- Ghayat al Hakim (The Goals of The Scholar / Tujuan para filsuf). Terjemahan buku ini dipesan oleh Raja Alfonso dan memberinya nama Picatrix.
- Rissala fi al usturlab (Astrlabe treatise). Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa latin.
- Sharh Kitab al Majesti li Batlimus (Commentary of Ptolemy’s al Magest)
- Kitab Timar al Aad fi al Hisab.
Belum ada Komentar untuk "Biografi Abul Qasim Al-Majriti (Penemu Prinsip Kekekalan Masa Sebelum Lavoisier)"
Posting Komentar